Sejarah Kekuatan Energi Shakti S45P
Kekuatan Energi Shakti S45P berasal dari potensi ruhaniyah pribadi manusia yang merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Kuasa Atas Segala Sesuatu atau Allah SWT atau dalam tradisi jawa menyebutnya Gusti Ingkang Murbeng Dumadi (Tuhan Yang Maha Esa), Gusti Ingkang Akaryo Jagad (Tuhan Yang Menciptakan Dunia), Gusti Ingkang Murbeng Gesang (Tuhan Yang Menguasai Hidup).
Kekuatan Energi Shakti S45P ada dalam diri kita sendiri, jika orang memahami, mengerti, mempelajari, dan menguasai pengetahuan serta keilmuannya, tentu tidak butuh kekuatan lain dari luar diri kita sendiri, sebab Sang Maha Pencipta sudah menganugerahkan pada kita sumber kekuatan maha dahsyat.
Kekuatan Energi Shakti S45P diberikan pertama kali oleh Allah SWT kepada Bopo Adam sehingga dirinya menjadi makhluk ciptaan Allah SWT yang sempurna, selain memiliki sifat dan unsur dari makhluk ciptaanNya sebelumnya. Bopo Adam selain memiliki badan kasar (kasat mata) juga memiliki badan halus (gaib/ tidak kasat mata), dan inilah kelebihan Bopo Adam yang tidak dimiliki oleh makhluk lain. Sehingga jika kita sebagai manusia anak keturunan Bopo Adam bisa memahami, mengerti, mempelajari, dan menguasai pengetahuan serta keilmuannya, tentu dirinya bisa memiliki kekuatan gaib/ yang tidak kasat mata ini yang bisa didayagunakan agar bermanfaat untuk kehidupan kita di dalam dunia ini. Orang jawa dengan tradisi budayanya secara turun temurun, meyakini bahwa untuk memohon pada Sang Maha Pencipta tetap adanya perantara. Ajaran Sri Baginda Prabu Ajisaka memiliki ajaran yang unik dan dibilang masuk akal sebab bisa dipikir secara logika walaupun itu bab spiritual.
Menurut keyakinan orang jawa berdasarkan ajaran Sri Baginda Prabu Ajisaka, yang dituturkan oleh R.Tjakra Djajaningrat, bahwa bayi dalam kandungan bisa hidup dalam kandungan ibunya, itu bagaimana? antara ibu dan bayi ada penghubung yaitu ari-ari atau plasenta, sehingga dengan adanya plasenta ini bayi bisa tumbuh, menyerap sari makanan, bernafas, dsb. Sampai waktunya tiba yakni kelahiran si jabang bayi. Karena plasenta atau ari-ari ini yang mengawal, melindungi, menghidupi, di alam rahim begitu banyak jasanya tak heran bila orang jawa menghormati dan menjalani tradisi mengubur atau melarung ari-ari atau plasenta tersebut agar sempurna kembali pada asalnya. Dan itulah yang menjadi badan halus yang melindungi si jabang bayi hingga akil balik atau di rasa sudah mampu sendiri. Tak heran jika anak kecil memiliki kemampuan diluar nalar, bahkan ada yang potensi spiritual itu melekat, itulah yang sekarang ini disebut dengan anak indigo.
Setelah orang bisa berpikir urusan dunia atau dewasa tentu hal itu terlupakan bab darimana, bagaimana kita ada, yang dipikir hanya keberadaannya saja. Tak mustahil orang hanya mengandalkan akal logika semata, karena dirinya hanya fokus pada keberadaannya agar bisa hidupmenjadi manusia berada. Namanya jalan hidup tentu butuh panduan spiritual juga agar kita tahu ada kekuatan lain yang berperan yakni Tuhan YME, tak heran orang butuh pedoman agar terarah menjalani hidupnya baik secara johir (lahiriyah) juga secara bathin (bathiniyah/ spiritual) yang berpedoman dengan ajaran agama yang dia anut.
Secara spiritual agama nasrani (katolik/ kristen) dan islam (muslim) meyakini bahwa antara manusia dan Tuhan ada perantara yakni Roh Kudus atau Ruhul Qudus. Dalam katolik lebih ditegaskan dalam doa tanda salip, Bapa, Putra dan Roh Kudus. Dalam islam menjelaskan kronologinya lebih detail, terbukti Nabi Muhammad SAW untuk terakses pada Allah SWT adanya perantaranya yaitu Malaikat Jibril yang dalam Al Quran disebutnya Ruhul Qudus. Dengan hal inilah, antara ajaran jawa kuno yang dibawa Sri Baginda Prabu Ajisaka dan ajaran nasrani serta islam ada kemiripan dalam pemahaman. Jika dihitung secara waktu atau tahun (dilihat antara tahun Saka dan Masehi), Sri Baginda Prabu Ajisaka satu masa dengan Nabi Isa atau Yesus Kristus. Dengan persamaan kemiripan pemahaman tersebut tak heran jika agama islam dan nasrani diterima oleh orang jawa dan menyebar keseluruh nusantara. Sebab ajaran Sri Baginda Prabu Ajisaka dan agama hindu buddha sudah menyebar keseluruh penjuru nusantara menjadi nilai budaya. Kisah walisongo yang menyatukan ajaran agama berbaur dengan budaya pemahaman orang jawa terbukti telah sukses, sehingga islam secara syiah berkembang dan menjadi agama islam terbesar didunia, bahkan kedatangan belanda, potugis juga terbukti sukses menyebarkan ajaran agamanya yakni nasrani terutama katolik waktu itu. Dengan dasar itulah agama dan budaya menyatu tak heran kerukunan umat terjalin nyawiji menjadi Bhineka tunggal ika artinya "
Walau tergeser oleh waktu dan berbaur dengan ajaran agama, namun dasar keyakinan orang jawa tidak akan hilang atau luntur ditelan jaman, terbukti ajaran jawa ada yang berdiri kokoh memegang ajaran leluhurnya yang termasuk dalam aliran kepercayaan pada Tuhan YME. Namun pada dasarnya apapun itu ajaran agama dan kepercayaannya, tetap meyakini padea Tuhan YME. Terlebih terkait secara spiritual, orang jawa meyakini memiliki Kekuatan Energi Shakti S45P yang dahulu dikenal dengan sedulur papat limo pancer, atau sedulur papat kalimo pancer, atau kakang kawah adi ari ari.
Ilmu kuno yang berasal dari jaman old tentunya biar mengikuti jaman new perlu diganti dengan sebutan agar keren dan disingkat dari sedulur papat limo pancer menjadi S45P.
Tertarik dengan Program Spiritual Bisnis Aktivasi Energi Shakti S45P?
Untuk Lebih Mengetahui (Budayakan Membaca) Luangkan Waktu Sejenak Mempelajarinya Agar Anda Memahami Apa Itu Energi Shakti S45P?
Silahkan KLIK DISINI